
Process System Engineering Research Group (PSErg) FT UGM bersama dengan Pusat Studi Energi (PSE) UGM dan Center of Excellent for Microalgae Biorefinery (CoE MB) menjalin kerja sama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (PT SBI) dalam mengurangi emisi CO2 dengan mikroalga. Kerja sama tersebut dituangkan dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang aplikasi mikroalga untuk mendukung program pengembangan industri hijau PT Solusi Bangun Indonesia.
Saat ini, para peneliti PSErg-PSE UGM-CoE MB sedang mengembangkan mikroalga menjadi bermacam-macam produk untuk keperluan energi, pangan dan pakan. Mikroalga atau dikenal dengan ganggang mikro merupakan tanaman klorofil yang bisa hidup di seluruh perairan di Indonesia. Selain diambil produknya, keuntungan lain pengembangan mikroalga adalah kemampuannya menyerap emisi CO2 lebih efisien.
Selain itu, mikroalga juga mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku bio-crude oil pengganti minyak mentah, biodiesel dan bioetanol. Bahan ini juga bisa digunakan sebagai bahan produk pangan dan pakan karena mikroalga mempunyai kandungan protein yang tinggi serta komponen aktif yang dibutuhkan manusia.
Aulia Mulki Oemar, Presiden Direktur PT SBI, mengatakan PT Solusi Bangun Indonesia mempunyai komitmen untuk melakukan dan menyukseskan pembangunan berkelanjutan. Selainn itu, juga turut mengelola sumber daya alam secara bertanggung jawab melalui solusi inovatif untuk menekan pengurangan air, pengurangan emisi CO2, efisiensi energi dan pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan.
“Ada 17 butir yang terangkum dalam pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals, SDG), seperti mengurangi kemiskinan, aksi terhadap perubahan iklim, dll. PT SBI sengaja menggandeng UGM untuk program industri hijau ini,” ungkap Aulia.
Sebelum dilakukan penandatanganan PKS, diadakan kunjungan ke lokasi Nogotirto Algae Park. Lokasi ini mempunyai fasilitas kultivasi dengan sistem tertutup dan terbuka ini mampu beroperasi penuh dengan kapasitas 100.000 liter.
Penulis: Satria
Sumber: ugm.ac.id